#CeritaDariKamar hari ke-17
17 Agustus ya...semoga negeri ini merdeka dengan sebenar-benarnya. Merdeka dari korupsi sampai (dengar di mana gitu) generasi negeri ini nggak mengenal apa itu korupsi. Korupsi ya korupsi, tapi korupsi besar terjadi karena korupsi kecil dengan entengnya dilakukan.
Oke, jadi agak melebar.
12 Mei 2008, sekitar pukul sepuluh siang sebuah paket
atas nama saya yang diantarkan pak pos sampai di rumah dan saya sendiri yang menerimanya. Dua sampai tiga detik sempat berpikir, Metro TV? ya karena paket tersebut berbungkus kertas kado warna putih bermotif kecil-kecil logo TV swasta tersebut. Selesai menandatangani berkas penerima dari pak pos, saya langsung ingat undian buku dari program Kick Andy. Wah, saya dapet rupanya. Alhamdulillah.Oke, jadi agak melebar.
12 Mei 2008, sekitar pukul sepuluh siang sebuah paket
Tahun segitu, internet masih jarang dan lola. Bahkan saya yang mendaftar ikut undian buku tersebut, nggak berharap sangat untuk bisa dapat karena ya lola itu.
Kalau dipikir-pikir, sebenarnya lucu juga proses dapat buku tersebut. Mimpi. Kalau nggak salah ingat, dua hari sebelumnya mimpi dapat sesuatu jam sepuluh lewat lima menit siang. Itu mimpi ya kok sempet-sempetnya lihat jam. Ternyata itu tentang buku tersebut, datangnya sekitar jam sepuluh tapi bukan lima detik hanya saja di bulan lima.
Sekarang karena internet sudah semakin tenar juga kecepatan sinyalnya yang semakin kenceng, beberapa kali mencoba untuk ikut undian buku lagi nggak pernah beruntung. Akhirnya saya pun berhenti mencoba, toh di daerah saya sudah mulai banyak toko buku yang dibuka jadi variasi buku juga macam-macam.
Buku The Four Fingered Pianist sendiri berkisah tentang perjalanan seorang pianis, Hee Ah Lee yang terlahir nggak sempurna tapi bisa menunjukkan bahwa "tidak ada usaha yang sia-sia". Buku tersebut sebenarnya bukan hanya menceritakan perjuangan Hee Ah Lee saja, tapi juga perjuangan Ibunya. Sang Ibu nggak pernah memanjakan anaknya begitu juga sang anak, Hee Ah Lee, selalu berusaha untuk mandiri.
"Aku terlahir hanya dengan empat jari tangan.
Dan, kaki sebatas lutut.
Namun, aku mahir memainkan piano.
Dari karya Mozart sampai Chopin.
Karena aku punya seorang Ibu yang luar biasa.
Yang membuatku mampu melampaui keterbatasanku. - The Four Fingered Pianist"
Selain sebait kalimat di atas, masih banyak kalimat semangat dan menyentuh hati yang terdapat di dalam buku tersebut. Saya suka.
Salam Perjuangan!
Salam Perjuangan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Welcome blogger.... ^_^
Ber-komen-lah dengan bahasa yang baik & no SARA.