Minggu, 31 Mei 2015

Aku Tak Tahu Lainnya

Aku tak tahu rasa lainnya.
Aku hanya tahu satu rasa saat ini.
Hancur.
Aku tak peduli bagaimana orang menilai.
Tentang...
Aku yang dulu.
Aku yang menurut versi mereka, kau.
Aku hanya tahu satu rasa saat ini.
Kacau.

Minggu, 10 Mei 2015

Paman dimana... Samchun odiesso... (2)


Dua anak kumal dan mencurigakan, begitulah kesan pertamaku pada dua kakak beradik Rosa dan Roni. Yah, di jaman sekarang yang apapun serba susah dimana nggak menutup kemungkinan juga semakin banyak pula tindak kejahatan dengan menggunakan modus yang beragam, salah satunya mungkin saja berpura-pura menjadi orang yang membuat korban merasa iba dan setelahnya...ah sungguh, aku nggak sanggup membayangkan kelanjutannya. Begitulah kesan pertamaku pada mereka. Khawatirku ini, berlebihan bukan?
Maklum saja, sehari-hari saat suami dan anak-anakku berangkat kerja dan sekolah, rumah seolah terasa begitu lapang. Sungguh menyebalkan.

Suatu kali aku pernah curhat pada suami.

"Yang, rumah ini sungguh nggak menyenangkan kalau nggak ada "keributan" di dalamnya."

"Bilang aja takut."

"Bukannya takut, tapi agak khawatir. Sepi, ih." Aku hanya senyum-senyum sambil mencubitinya. "Serius kok dibercandain."

"Ya..ya..takut."

"Ih."

Ah..suami dan aku memutuskan, Rosa dan Roni tinggal di rumah kami sampai mereka bisa bertemu dengan pamannya, Sigit alias Bejo, setelah ayah mereka meninggal beberapa bulan lalu. Bagas dan Bejo adalah sahabat suamiku. Lagipula kami sungguh nggak tega melihat anak-anak itu harus terlantar di luar sana tanpa perlindungan.