Whoooaaaaaa.... bukan lagi berdebu tapi udah lumutan aja nih blog, mentang-mentang musim hujan.
Oke...masih lemes gemeteran sebenarnya ini. Gara-gara barusan, bener..baru aja (beberapa jam yang lalu) lagi asyik-asyik duduk sambil memamahbiak alias nyampah
(Sasak language) alias sarapan, tiba-tiba entah dari mana Chin-gu udah ada di depan mata (ya, bukan pas di depan mata sih..kalo pas di depan mata, keculek namanya) dengan seluruh rambutnya melawan gravitasi alias naik. Chin-gu panik. Saya lebih panik. Chin-gu mengeong. Saya melengking. Heuu! Serem. Spontan saya berdiri dan mencari, feeling saya bilang ada kucing asing. Belum selesai membatin, kucing putih dan abu jantan tentunya muter-muter cari jalan keluar. Lha tadi gimana masuknya, harusnya keluarnya juga lewat sana.
Saya sedang di ruang tengah malah bikin si kucing abu dan putih yang sedang di ruang setrika jadi panik. Kucing itu berusaha melewati saya dan berbelok ke kamar adek. Di kamar adek, si kucing liat cermin yang digantung di tembok mungkin dipikirnya itu lubang keluar dan BRAAK ditabrak aja gitu sama dia. Waw. Si kucing berbalik melewati saya lagi yang ada di depan pintu. Begonya saya, harusnya saya tangkep aja itu kucing. Kan cuma kucing bukan tikus. Tapi yang saya lakukan adalah yah itu tadi...teriak panik. Sementara Chin-gu, entah kabur ke mana haaissssh. Si kucing kembali lagi ke ruang setrika. Hebat banget kucing itu, dia santai aja lari ke sana kemari tapi gak ada suara eongan sedikitpun yang keluar. Dia memang santai atau justru panik banget. Gak tau yang mana. Berusaha melewati saya lagi, saya maunya tahan dia pake kaki biar gak melewati saya biar dia balik ke tempat dimana si kucing itu masuk. Saya dan si kucing sama-sama kalah cepat. Kaki saya ada di perutnya yang bikin badan bagian kanan si kucing sedikit membentur sofa. Saya tau itu sedikit membentur karena saya gak nendang. Yah, si kucing lewat juga, kali ini masuk ke kamar ortu. Di sana lebih panik lagi, si kucing bolak-balik muterin kamar. dari bawah kolong tempat tidur sampai atas bahkan manjat-manjat ala spiderman di meja rias. Langsung aja saya buka pintu ruang tamu siapa tau karena si kucing denger suara pintu terbuka dia punya harapan buat keluar. No. Si kucing balik lagi ke ruang favoritnya, ruang setrika. Yaay...!! why am i yaay-ing. akhirnya si kucing menemukan cara keluar yaitu manjat terali dan terjun bebas lewat ventilasi. Done. Benar-benar sarapan pemacu adrenalin. Sekarang udah gak lemes dan gemeteran lagi.
Kembali lagi ke judul awal. "Ayo Sudah Pagi! Jemput Rezekimu..." kalimat itu sering Bapak ucapkan tiap pamit untuk pergi kerja. Satu-satu menghampiri anak-anaknya untuk bersalaman sambil mengucapkan kata itu dan kami anak-anaknya mencium tangan Beliau. Kalau tak seorang pun anaknya terlihat tapi tahu kami ada di tempat persembunyian masing-masing, misal kamar mandi :D Bapak hanya akan bilang "Bapak berangkat. Salamu'alaikum."
Kalimat yang bagus bukan...kadang dengernya seneng kadang juga sedih. Kenapa sedih, karena rezeki bisa bermacam-macam. Terutama semangat. Dan semangat itu yang datangnya gak menentu. Padahal kalimat itu jelas-jelas kalimat penyemangat. Sebaiknya tulisan ini gak dilanjutkan karena takutnya malah bikin galau. ha ha.
Ngomong-ngomong soal Bapak, anak mana yang gak bangga sama Bapaknya. Mungkin ada beberapa kasus yang bikin anak membenci ortunya, semoga kita bukan termasuk yang itu. Bapak adalah sosok yang banyak memberi dan berbagi pengetahuan. Beliau bukan orang yang pelit ilmu, mungkin karena memang nalurinya adalah sebagai pendidik. Pun hal-hal yang bahkan saya anggap sepele kebanyakan berasal dari Bapak.
Sebelum saya lahir, Bapak pernah berucap ke Ibu "Kalau anak saya laki-laki, saya akan ajari silat.". Semasa kuliah, Bapak masuk dalam Tapak Suci kalau gak salah sampai sabuk kuning. Rupanya semua anak Bapak adalah perempuan dan saya hanya kebagian ngerti gimana itu sikap kuda-kuda. Hanya itu. Sekarang segala perlengkapan bela diri Bapak pergi kemana rimbanya. Bisa dibilang gak ada yang gak bisa dilakukan, tentunya selain melahirkan dan menyusui. Ya, Bapak adalah sosok yang optimis. Selain itu Bapak juga kreatif.
Masak. Hmm saya gak bener-bener lihat Bapak masak, paling masak mie instant, rebus air atau bikin sambel. Sambel buatan Bapak itu lumayan enak, pedes dan sedikit lebih asin buat Bapak biasa aja tapi buat kami sisanya itu asin. Bapak seringkali mencampur garam sendiri padahal tahu itu gak sehat.
Elektronik. Bapak semasa kuliah ambil jurusan keterampilan elektro, gak heran Bapak dari dulu sering bongkar pasang dan utak-atik barang elektronik. Tapi karena kesibukan, beberapa tahun kemarin sudah jarang utak-atik lagi.
Rumah. Bapak merancang sendiri rumah yang kami tempati sekarang. Bapak membeli beberapa lembar papan tebal dan membuat 1, 2, 3, 4, 5, 6 buah rak, 3 buah meja, bahkan ada dua buah kursi kayu yang umurnya lebih tua dari saya, lebih dari 25 tahun dan masih ada sampai sekarang.
Olahraga. Waktu saya kecil, Bapak sering ngajak ke gelanggang pemuda olahraga untuk bermain bulutangkis. Beranjak TK mulai berenang-renang di taman Narmada, Mayura, sampai saya kuliah pun Bapak masih sempat mengajak kami sekeluarga berenang di mana saja. Asyiknya saya gak takut air banyak tapi herannya saya hanya bisa renang gaya punggung ngapung-ngapung gitu. Bapak bilang karena anak desa yang ada kali di dekat rumahnya, Bapak jadi sudah biasa dan tau sendiri bagaimana cara berenang. Jangan bayangkan kali yang ada di sekitar kota penuh sampah, kotoran dan keruh. Kali di desa Bapak jernih banget kecuali musim hujan karena bercampur dengan lumpur selain itu airnya dingin banget, maklum kali itu ada di kaki gunung.
Seni. Saya sedikit megerti kenapa saya begitu suka yang berbau seni, Bapaklah sumbernya. Terutama menulis dan menjiplak, dibilang menjiplak karena untuk gambar
yang detil saya hanya bisa mencontoh. Kalau untuk yang simpel-simpel
saya masih bisa, misalnya mengukir-ukir tulisan. Bapak rajin nulis kata-kata mutiara gitu, rajin korespondensi juga ke radio-radio sampai banyak dapat majalah, foto-foto kru radio, buku bahasa jerman beberapa seri langsung dari luar negeri, bahkan sampai break-break-an (apa ya namanya, yang roger-ganti-roger-ganti itu lho). Bapak berhenti setelah saya lahir, karena selain ribut juga ganggu frekuensi tipi tetangga-tetangga, wahahaha biang onar *ups*. Bapak semasa sekolah dulu ternyata punya tulisan yang bermacam-macam, bukan hanya isinya tapi juga bentuknya.
Dan gambar pun bertebaran...
Hanya ini yang bisa ditemukan, padahal saya pernah lihat yang lain.
Note yang bejibun tulisan di dalamnya, sepertinya tanpa disadari Bapak ditulis terbalik dari covernya.
"Mari kita lihat dunia di sebutir pasir dan syurga pada sekuntum bunga di hutan. Peganglah infinitas di jari tanganmu dan kelanggengan pada denyut jantung. _ William Blake"
"Sejenak berangkat meninggalkan ruang dan waktu. Dunia berada di belakang kita pada saat dunia lain muncul di hati. _ Shanistari"
"MEMO:
MEMAKSAKAN TERTAWA
WALAU DALAM HATI AKU MENANGIS
MEMAKSAKAN RASA GELI
WALAU HAL ITU TIDAK LUCU
MEMAKSAKAN RASA GEMBIRA
WALAU DALAM HATI AKU BERSEDIH
MEMAKSAKAN BERDIAM DIRI
WALAU DALAM HATI AKU BERBICARA
MEMAKSAKAN MENURUT
WALAU DALAM HATI
AKU BERRROONTAKKK!!"
"10. Orang yang bermaksud mencuri tidak memandang keluarga jauh ataupun dekat.
11. Pukulilah anjing penghuni kuil maka anda akan membangkitkan kemarahan imam << gak begitu mengerti kenapa ada anjing di kuil dan yang marah imam bukan biksu."
"Aku percaya
bahwa alam
memiliki pelajaran
dan dapat
mengajar kita.
Karena itu,
aku yakin
bahwa gunung dengan segala
keindahan
serta hukum-hukumnya
merupakan sekolah terbaik
bagi manusia.
Karena; seorang pendaki gunung sejati
hanya berjuang untuk
menaklukan diri sendiri. _ Walter Bonatti.
Dalam novel "Musuh-Musuh Kelahiran".
Desember 1981 Sibungsu."
"Manusia ditaklukan
melalui nafsunya,
tangkaplah
kelemahan
kelemahan
yang memerintah
di hatinya,
maka semua
keistimewaan yang ia
bualkan
akan mengkerut
di hadapan anda.
_ Tolson"
"Orang yang hidup
di masa lalu
harus menyerah
kepada mereka
yang hidup di masa
yang akan datang.
Kalau tidak,
maka dunia akan
berputar ke arah
yang salah.
_ Arnold Bennett.
251281
Sibungsu" (tanda tangannya Bapak dulu keren, karena alasan bagus tapi kepanjangan dan malah bikin lama ya jadi sekarang sangat simpel.)
"Der grosste hass ist still...
Diam adalah kebencian terbesar
pepatah dari negeri nun jauh
Dalam novel: Harlequin
oleh: Morris West"
"Kita menjadi penjahat
seakan-akan
karena terpaksa;
Menjadi
orang gila
karena
keharusan Ilahi
_ Shakespeare,
Raja Lear,
Babak 1.
Adegan 2.
Dalam novel: Harlequin
oleh: Morris West."
"PPERGAULAN:
Setiap orang hendaknya memiliki
sahabat, yang siap membantu meringankan beban dirinya.
Pada dasarnya, manusia sempurna
karena kawannya.
Bagai tangan yang lengkap
karena lengan dan jemarinya.
(SYARIF AL-ABBAS)"
"KEMULIAAN:
Tak sedikit dari kita yang mulia karena
akhlaknya, walaupun lahir dari keturunan
rendahan.
Barangsiapa bangga karena harta dan
turunan, maka kita bangga karena ilmu dan
kesopanan.
Jangan pandang orang lain dari bajunya,
kalau mau tahu, pandanglah akhlaknya.
(ADBUL ATAHIYAH)"
"SENYUM, Priyo Sigit.
Senyum yang dari dasar kalbu
membuat wajahmu merah jingga
Senyuman yang penuh rasa bangga2
memancarkan rasa haru2
Saat kau tersenyumpun
sinar matahari mencium dan membelai
bercahaya wajahpun seakan embun pagi
dan hapuslah segala air mata di dalam sedih
meskipun kau berduka mari coba tersenyum
Senyuman dikulum penuh arti
mungkinkah dia menaruh hati
senyuman pun berarti kau mau
senyuman pun pertanda malu"
"Ynag merasa dirinya besar adalah orang yang paling kerdil di muka bumi, yang merasa dirinya hebat adalah orang yang paling tolol di seantero jagat."
Urusan menjahit dan memotong rambut, Bapak lebih jago dari Ibu. Bahkan
saya tahu apa itu plikesit dari Bapak. Plisket itu cairan yang
digunakan untuk meng-kaku-kan kain, seperti gorden, lipitan rok dan
sejenisnya. Kemarin Bapak ngajarin mlisket untuk gorden buat ventilasi di kamar. Beli kain dan jahit sendiri.
Sayang bagian kreatif, saya hanya sedikit mengambil ilmunya. Bukan karena gak bisa, tapi mungkin karena kurang tekad, hahaha. Bapak selalu bilang kalau ada bahannya, kerjain aja. Jangan menunda pekerjaan, karena pekerjaan yang ditunda itu akan menumpuk. Ini bisa diakali, itu bisa diakali saat ada sesuatu yang kurang. Mintalah pada Tuhanmu apa yang kamu inginkan, mintalah untuk diringankan bebanmu.
Setiap orang punya dua sisi, baik dan sebaliknya. Begitu juga dengan orang yang baik dengan kita bahkan orangtua. Tapi wajib hukumya kita untuk menyayangi, mencintai dan menuruti segala kemauannya kecuali yang bertentangan dengan perintah Allah. Wallahu'alam.
Sayaaaang banget sama Bapak, walau saya gak bilang itu secara langsung. :)
tumben g ada yang komen,...
BalasHapusSubhanallah... ayah saya cuma meninggalkan foto2 jadul, hehe... beliau kagak doyan nulis, apalagi baca, tapi beliau punya sisi uniknya tersendiri... ayah saya punya keahlian yang membuatnya ahli scara otodidak dalam hal fotografi, bahkan bongkar2 alat2 elektronik khususnya mesin foto copy (masuk elektronik g?) walaupun jarang membanggakannya aku sebenarnya pengen banget bisa se-kreatif ayah, dan Ibu bilang aku secara sifat lebih mirip ayah daripada ibu, bahkan cara jalan mirip beliau, hehe...
wahahahaaaa..gak kok Ki, coba lihat yg dulu2...mana ada yg komen,,*jadi inget awal nge-blog*
Hapusfotokopi itu kayaknya elektronik mekanik...bener Ki, sy belum se-kreatif Bapak...sepertinya Bapak-bapak jaman dulu itu hebat ya,, :D
btw, kalo foto Bapak yg dengan wajah, ekspresi, fashion ala jadul buanyak, tapi jepretan bapak gda satu pun..apa sy yg belum tau aja. tapi sama sekali gak pernah cerita tentang fotografi. satu yg paling sy inget ttg wanita masa lalu. Ibu bilang, "Vina Panduwinata itu pacarnya Bapak." dulu sih sempet percaya, tapi kalo sekarang mah "pacar dari hong kong!!" :D