Kamis, 05 September 2013

Negative Thinking

Tadi itu ceritanya saya sedang lewat di sebuah jalan yang agak kurang penerangan. Tampak sepasang manusia yang tengah berselisih, terlihat dari gerak-geriknya sang lelaki dan sang wanita saling menyerang.
Sang lelaki menarik-narik lengan sang wanita, begitu pula dengan sang wanita yang menarik-narik sang lelaki. Sementara motor (milik salah satu dari sepasang manusia tersebut), entah milik sang lelaki atau sang wanita diparkir di pinggir motor. Terlihat jelas salah satu memaksa ingin meninggalkan lainnya, tapi dihalangi. 

Sayangnya saya nggak bisa mendengar pembicaraan mereka dan hanya merasa sangat khawatir. Yang terpikir saat itu adalah segala bentuk pemikiran jelek, yang kemungkinannya:
1. Mereka benar-benar sepasang suami istri atau bersaudara atau pacaran atau apalah sebutannya untuk orang yg sedang bersama di satu tempat tapi sedang bertengkar. Plis deh di pinggir jalan gitu.
2. Jangan-jangan salah satu dari mereka adalah orang jahat yang ingin membawa motor milik salah satu dari mereka, makanya mereka terlihat bertengkar.

Yang bisa saya lakukan adalah berusaha berjalan dengan perlahan. Karena posisi saya di dalam mobil, jadi mobil yang tadinya berjalan agak cepat tiba-tiba berhenti berharap semoga dengan begitu orang-orang tertarik melihat "kenapa mobil itu tiba-tiba berjalan pelan" dan akhirnya melihat juga kedua orang tadi yang sedang bertengkar. Berharap juga ada yang melerai atau menyelamatkan kedua orang tersebut.

Tuh kan, saya kadang membayangkan hal-hal nggak biasa dengan sesuatu yang kemungkinannya mengerikan terlebih dahulu ketimbang berbaik sangka. Mungkin itu adalah bentuk kewaspadaan saya. Padahal seharusnya, nggak boleh dan nggak baik lho berprasangka "jangan-jangan".

 Astaghfirullahaladzim...


Pelajaran hari ini yang sebenarnya nggak ada hubungannya sama cerita di atas, nggak semua makanan yang mahal dan terlihat (maaf) enak benar-benar (maaf) enak. Maaf saya sama sekali bukannya bermaksud nggak menghargai makanan. Itulah, kecewa adalah karena pengharapan yang tinggi. Tapi untungnya dinikmati, jadi bisa kenyang.

2 komentar:

  1. hahaha,,,sama mbk ran,,,kadang pikiran yiq juga aneh-aneh,,
    dulu sepat pas mua pulang ke lotim pake bus di baretais,,trus supirnya baik banget kasih yiq es kelapa gratis, tp yiq buang takut nanti siapa tahu dia taruh obat tidur terus gue di culik,,,padahal haus banget waktu itu,,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. begitulah, Yiq...namanya juga waspada..daripada kenapa2 (kasusnya Yiq)

      Hapus

Welcome blogger.... ^_^
Ber-komen-lah dengan bahasa yang baik & no SARA.