Selasa, 29 April 2014

Bau?

Kalau Kiki punya hastag celoteh, saya jadi kepikiran bikin #ocehan..karena tulisan ini bukan #curhat yang kesannya serius dan agak berat. Hmm bisa juga #seuprit cerita sih sebenarnya, hehe.Jadi...semalam aku mimpi, mimpi absurd sekali~

malah nyanyi

Entah menjelang tengah malam atau menjelang dini hari saya (jelas) gak yakin kapan waktunya.

Kalau menjelang tengah malam, bisa jadi karena saya sudah gak sadar. Kenapa saya yakin sudah gak sadar? Karena kalau sadar, seperti tiga atau empat malam sebelumnya, saya selalu mendengar ada kegiatan ilegal di sekitar pukul setengah dua belas malam. Dan malam tadi saya gak tau saya lelap di jam berapa. Oh ya, bagaimana gak ilegal, kalau kata prasangka buruk saya, ngapain coba mobil dengan suara tergesa di tengah malam lewat depan rumah lalu berhenti di sebidang tanah atau kebun yang berpintu atau berpagar seng dan membuat keributan lagi dengan membuka pagar seng tadi. Tau kan gimana ributnya seng yang digeser.

Ah tapi bisa jadi, memang pulang kerjanya ya tengah malam gitu...

Ih, itu gara-gara ada tetangga yang ngobrol sama Ibu apa ngegosip, katanya "kalau ada yang masuk di kebun itu (entah kebun yang mana, tapi yang jelas kebun yang berpagar seng itu juga termasuk dalam istilah kebun), jangan dikasih ya...". Yah menurut saya, pasti itu sesuatu yang ilegal. Apalagi coba.

Nah, kalau menjelang dini hari saya juga gak yakin. Karena biasanya kalau saya sudah tidur agak lama, badan seolah-olah stand by. Denger suara sedikit di sekitar yang sepi, saya bisa langsung melek, buka mata selebarnya dan langsung nge-cek jam di ponsel. Kadang jadi agak serem sendiri, tiba-tiba terbangun tanpa sebab. Tapi semalam saya sungguuuuh lelap.

Saya bermimpi...

Saya boncengen naik motor sama Ibu ke bandara. Bandara di mimpi saya itu agak aneh, kayak terminal bus. Karena terdesak waktu, saya menurunkan Ibu pas di depan antrian check in, aneh kan. Mana ada motor bisa sampe sana, jangan kan motor, pengantar pun udah gak boleh ikut. Lalu saya cari tempat parkir, pas belok ke tempat yang saya yakini tempat parkiran eh ternyata buntu, gak boleh parkir di sana karena memang bukan tempat parkiran. Saya berbelok, dan akhirnya nemu tempat parkir yang jaraknya gak jauh sih dari tempat-yang-awalnya-saya-pikir-tempat-parkiran tadi.

Saya sudah kedung gondok tuh karena khawatir bakal ketinggalan dan gak boleh ikut naik pesawat. Saya dengan agak berlari menuju tempat check in tadi dan berpapasan dengan lelaki yang kewanita-wanitaan tapi masih terlihat seperti lelaki. Saya gak ingat wajahnya. Bajunya eh singlet itemnya dipegang dan dinaikin entah mau dibuka apa cuma dimainin. Celana panjangnya agak melorot, jadi di pinggangnya keliatan (maaf) cd-nya, tapi aneh, cd-nya kayak cd cewek.

Bener-bener mimpi yang absurd, lagipula suasananya terminal bus banget :D

Akhirnya saya menuju Ibu yang sudah duduk setelah check in duluan, tapi dilarang sama petugas, saya berkilah "itu Ibu saya sudah di sana", si mbak petugas pun bilang "iya, mbak. tapi silakan mengantri di sana." sambil menunjuk tempat antrian check in. Saya tambah kesal. Saya pung ngantri buat check in. Dan yang lebih aneh lagi, petugasnya kok ngasih saya dan calon penumpang lainnya selembar kertas berukuran A4 dengan bentuk-bentuk yang sudah tergambar di dalamnya dan sebuah spidol biru muda. Beda penumpang, beda kertas bergambar dan warna spidol yang diberikan petugas. Ternyata, itu diberikan biar para calon penumpang bisa mewarnai lembaran yang bergambar tadi.

Lomba mewarnaaaaai kali..

Eh, entah dari mana ada anak kecil seumuran lima atau enam tahun ngikutin saya, lebih tepatnya ngikutin. Kayaknya bukan Yuri adik saya, eh apa Yuri ya..anak tadi penasaran gambar apa yang saya dapatkan. Karena saya masih dongkol dan ingin segera duduk di samping Ibu, saya lau bilang ke anak itu dengan sedikit keras "antri dulu disana!" anak itu nurut. Ah kasihan sebenarnya.

Akhirnya bisa juga saya duduk di samping Ibu yang juga sudah membawa kertas bergambar dan spidol walau Ibu gak mewarnai. Saya pun mewarnai kertas bergambar yang saya dapatkan dengan spidol warna biru muda tadi dan eh baru merwarnai sebentar, spidolnya sudah hampir habis.

Setelah itu saya gak tau apa lanjutannya.

Ada tiga hal yang berhubungan dengan mimpi saya itu dan ingin saya tuliskan dan kenapa mimpi ini jadi inti #ocehan saya.

Pertama. Visual. Setau saya di dalam mimpi, kita bisa melihat warna walau dalam mimpi itu gak semua berwarna. Sama seperti di semua mimpi saya, kadang ada warna di bagian-bagian tertentu, tapi kadang saya gak bisa jelasin apakah mimpi saya berwarna apa gak atau kelabu.

Kedua. Audio. Sama seperti visual, di mimpi saya semalam dan mimpi-mimpi lainnya, saya mendengar tapi gak semua terdengar. Suasana mimpi semalam rame, banyak orang, tapi seolah-olah gak gaduh. Saya gak merasa mendengar suara orang bercakap-cakap atau suara mesin motor atau mobil lainnya di tempat parkiran, juga...saya gak tau apa suara lainnya terdengar apa gak.

Ketiga. Bau. Bau? ya, baru kali ini saya mencium bau dalam mimpi saya, tapi sayang itu gak menyenangkan. Dalam mimpi saya semalam, saat saya melewati  lelaki yang kewanita-wanitaan itu, saya mencium bau pesing semriwing yang dipaksa masuk ke lubang hidung saya. Tau kan bau pesing? Bau yang tertinggal dari bayi yang ngompol atau kamar mandi yang gak cukup disiram air. Yang pertama gak masalah, yang kedua iyeeek..

Aneh kan...menurut saya, itu aneh. Karena seingat saya, saya baru pertama kali mimpi dengan indra penciuman saya ikut berperan juga.

Gak tau ya kalau orang lain, pernah apa gak..tapi buat saya itu suuuungguuuuh aneh.



1 komentar:

  1. itu tulisan sy buat bener2 di pagi hari... n waktu itu ntah saking pengen ngepost tapi yang keinget cuma JIS and para brondong baru yang skrg lagi marak di TV yah akhirnya nulis2 yg g penting gitu, eh ternyata terkesan serius yah.... hahhaha... abis nulis itu waktu itu sy langsung bobo' lagi, hahaha....

    BalasHapus

Welcome blogger.... ^_^
Ber-komen-lah dengan bahasa yang baik & no SARA.