Minggu, 19 Agustus 2012

1 Syawal 1433 H

Allahuakbar Allahuakbar  Allahuakbar... Laa ilaahailallahu Allahuakbar... Allahuakbar walillahilham... 

Suara takbir lantang menggema dari kejauhan yang berasal dari sebuah masjid entah di mana. Selalu suka dengan suasana takbiran di pulau Lombok ini. Wah, belum juga sidang isbat oleh pemerintah tapi sudah ada yang takbir. Apa jangan-jangan kali ini ada perbedaan lagi? Begitu pikirku. Bukan hal baru lagi, entah mengapa di tanah airku ini kerap kali terjadi (yang menonjol antara dua pihak, yah tahulah...) perbedaan penetapan 1 Ramadhan tiap tahunnya yang berakibat perbedaan pula pada penetapan 1 Syawal. Bukan masalah sih sebenarnya karena Rasulullah sendiri menyatakan kalau perbedaan itu mutlak adanya, yang mengganggu adalah
ada kesan ketidakpercayaan akan hasil dari sidang isbat pemerintah. Ah sudahlah, sebagai warga yang baik kita tsiqah (percaya akan kemampuan) pada pemerintah.

Ramadhan dan 1 Syawal tahun ini begitu mengesankan. Tak bosan-bosann selalu mengatakan "puasa dan lebaran tahun ini berkesan". Karena selalu ada cerita yang berbeda. Itulah kesan.

Rutinitas yang biasanya tiap lebaran tiba, kali ini jadi sedikit berubah. Jauh dari Ibu dan saudara-saudara karena merayakan lebaran sekaligus menemani adek Ayu untuk persiapan ospeknya di pulau seberang, pulau Jawa. Biasanya sepulang dari masjid setelah melaksanakan sholat Ied kami tanpa melepas alat sholat langsung bersalaman dan berpelukcium seraya berucap maaf walaupun tak ada kesalahan yang dilakukan. Tanpa aba-aba airmatapun mengalir. Begitu haru, menenangkan, menyenangkan dan melegakan. Setelah itu, bersama-sama bersantap ketupat, opor dan sambal goreng hati. Tahun ini, rutinitas itu tak ada. Sepulang dari masjid tanpa sabar segera menekan nomor telepon untuk "sungkem" pada Ibu dan seluruh keluarga yang ada di rumah Mbah putri. Sayang, tak sempat berbincang atau sekedar say "Hi" pada Yuri. Yuri sepertinya masih kurang sehat. Begitu saya dan Ibu saling mendengar suara masing-masing, rasanya seperti berlomba menangis yang tentu saja Ibu "pemenangnya".  

Yah, tahun ini banyak cobaan yang diberikan Alloh dari dalam diri atau sekitar, dari keluarga sampai teman-teman. Walaupun cobaan-cobaan itu pada akhirnya terasa begitu nikmat karena artinya Alloh masih sayang dan ingin menguji apakah saya bisa melewati cobaan-cobaan tersebut. Cobaan menyenangkan, menyakitkan dan menyedihkan. Alloh membimbing untuk memperingatkan dan menjadikan hati ini agar lebih perasa, lebih bersyukur dan lebih ikhlas lagi. Apapun perkataan atau perbuatan yang menyakitkan ya sudahlah cukup tahu saja dan memaafkan. Itulah ujian kesabaran dan keikhlasan.

Bagaimanapun, manusia adalah tempatnya salah.... Jadi, di momen kembali fitrah ini saya mengucapkan minal aidin wal faidzin, maaf lahir batin. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1433 \(^_^\) (/^_^)/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Welcome blogger.... ^_^
Ber-komen-lah dengan bahasa yang baik & no SARA.