Minggu, 30 Juni 2013

Si Bocah

     Gemerlap cahaya lampu menerangi seluruh bagian. Jalanan pada bagian itu telah basah dan memantulkan cahaya-cahaya lampu itu dengan tak kalah gemerlapnya. Keramaian seolah masih enggan beranjak.
     Di antara manusia dengan mesinnya yang seolah tak peduli satu sama lain, tampak seorang bocah. Seorang bocah tanpa alas kaki dengan pakaian basah melekat pada badan. Berdiri di pinggir jalan memegang kedua sikunya sambil membelakangi manusia dengan mesinnya yang seolah tak peduli satu sama lain itu. Punggung si bocah yang terlihat paling berusaha. Berusaha menahan seluruh badannya yang sedang menggigil. Lesu.

     Kenapa si bocah ada di tempat seperti ini? Bukannya belajar atau tidur saja. Tempat yang untuk ukurannya, sudah larut begini. Jika ia peminta, ia tak sedang melakukannya. Jika ia sedang berusaha menjual barang dagangannya, ia pun tak sedang melakukannya.
     Apa yang dipikirkan si bocah? Senangkah si bocah berada di pinggir jalan itu? Lapar? Sedang memikirkan sesuatu? Memikirkan berapa jumlah yang bisa dibawa pulang? Jumlah untuk dibawa pulang atau diserahkan? Diserahkan ke orang tuanya atau orang lain? Apakah si bocah berpikir untuk tak segera pulang karena khawatir atau bahkan takut jika tak membawa jumlah yang cukup besar?
    Sepertinya si bocah sudah terlalu letih tapi tak rela untuk terlelap. Badannya tampak ringkih dan menyedihkan. Setiap yang melihatnya mungkin akan merasa si bocah memang menyedihkan.
     

Begitulah setitik gambaran tak menyenangkan pada bagian hidup yang hanya sekedipan mata ini.

Berbagilah maka bahagia akan menggantikan kesedihan.
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Welcome blogger.... ^_^
Ber-komen-lah dengan bahasa yang baik & no SARA.