Jumat, 27 Juli 2012

Bicara Saja Sesukanya

Berpikir cukup lama menentukan kata pembuka untuk memulai postingan ini. Rasanya memang ga mudah untuk memulai sesuatu apapun, tapi seiring waktu akan ada celah bagi sebuah ide untuk menemukan jalannya sendiri dan keluar dari perangkap yang berjuluk pikiran. Sebenarnya ga ngerti juga kenapa terpikir untuk nulis kata-kata itu. Tapi cukup lumayan kan untuk sebuah kata-kata pembuka? hehe.

Pagi ini selesai sahur bersama keluarga, saya di kamar sendiri dan rasanya begitu membosankan karena hanya berbaring dan memandang timeline twitter di layar hape yang sudah low battery. Karena ga tega memaksa hape untuk hidup akhirnya
memutuskan mematikan dan mengisi ulang baterainya. Ceramah seorang dai cilik terdengar menggaung, suatu hal yang biasa terdengar dari corong masjid selama sekitar satu jam begitu selesai saholat subuh berjamaah. Ah, benar-benar membosankan bahkan matapun ga pengen terpejam. Benar juga, sudah lama ga menulis apalagi sejak lembar terakhir diary sukses digunakan sebagai penutup dengan edisi 'menyebalkan'. Oke, pindah lokasi ke ruang tamu dan langsung menyalakan Yongi si netbook kemudian mengkoneksikannya dengan internet.

Di ruang tamu, ga berapa lama kemudian Bapak ikut bergabung dan langsung duduk di sofa dengan pewe. Dalam diam dan asyik sendiri, Bapak membaca di ruang tamu itu hingga hanya terdengar suara kertas buku yang di balik, di balik dan di balik entah apa yang ingin dicari dan dibaca Bapak serta bunyi 'tak tuk tak tuk' dari keyboard Yongi. Setengah jam berlalu, wajah langit yang masih berkabut berubah menjadi terang. Suara dai cilik yang ceramah sudah selesai dan dimatikan dari masjid. Rupanya Bapak mengantuk dan memutuskan untuk berbaring. Baru beberapa menit Bapak terbangun karena diingiatkan untuk pergi berangkat mengajar ke sekolah. Ternyata Bapak belum sepenuhnya bangun. Bapak hanya bilang kalau Bapak baru bermimpi (waw secepat itu sudah bermimpi) ada di sebuah rumah dan akan melakukan presentasi, jadi Bapak mempersiapkan dan memasang dulu peralatan keperluan presentasi. Letak presentasinya di gudang atas, posisi kamar ga diberitahu sama panitia dan begitu ingin makan harus menuruni tangga dulu dan eh malah merusut. Tentunya Bapak bercerita mengenai mimpinya dengan posisi masih berbaring dan mata terpejam. Lalu Bapak melanjutkan tidur lagi -__- ah, Bapak ada-ada saja. Biasanya, biasanya lho...kalau bermimpi menaiki atau menuruni suatu tempat maka itu merupakan pertanda jika kita akan naik atau turun dalam sebuah pencapaian. Percaya ga percaya anggap saja itu sebagai peringatan dari Alloh agar memiliki sikap untuk berusaha lebih giat lagi dalam melakukan sesuatu sehingga mendapat hasil sesuai apa yang sudah diusahakan.

Terlepas dari paragraf-paragraf di atas, bukan itu sih yang sebenarnya ingin saya tuliskan. Hahahaaaaa.....

Saya ingin menjelaskan bagaimana sifat saya versi saya. Apa yang saya tuliskan adalah bagaimana saya yang saya rasakan. Sebenarnya saya ga begitu suka menggunakan terlalu bnayak kata "saya". Buat orang lain mungkin ga penting dan ga ngaruh apa-apa apalagi yang bener-benar ga kenal saya tapi lain buat saya. Ga bermaksud apa-apa hanya sharing dan kali aja ini bisa jadi latihan kalau-kalau ngelamar kerja dan harus mendeskripsikan tentang diri sendiri. Sebenarnya sih ya karena bosan itu tadi. :p

Alloh selalu ada karena kekal dan manusia ga selalu ada karena akan punah. Suatu saat terkadang saya merasa sendiri karena ga selalu bisa setiap saat berinteraksi dengan orang-orang. Saya ga suka. I hate being lonely kalau kata lagunya McFly (tahu McFly dari Yus dan Kiki my best friends tapi baru tertarik dengan lagu-lagu McFly *hanya lagu-lagunya dan ga pernah tahu orang-orangnya* setelah Kiki kasih tahu tentang lagu ini) now I'm so sick of being lonely...this is killing me so slowly...don't pretend that you don't know me...'cause thats the worst thing you could do.

Saya mudah percaya (kamu bohongpun kalau meyakinkan, saya ga akan curiga) tapi saya juga mudah curiga kalau ada gerak-gerik yang aneh dari seseorang.

Kadang merasa khawatir yang berlebihan. Entah kenapa imajinasi saya kadang begitu nyata, pikiran saya akan hal-hal negatif bisa sangat kuat dan itu benar-benar mengerikan. Membayangkan saya benar-benar sendiri tanpa ada orang-orang di sekitar apalagi keluarga bisa membuat saya sedih dan nangis.

Cengeng. Saya benar-benar perasa dan kadang bikin saya benci jadi diri saya yang jadi lemah seperti itu. Bisa nangis hanya karena perkataan orang yang sedikit 'nyentil' harga diri atau 'ngejek' hasil pekerjaan yang sudah susah payah dikerjakan.

Ga suka mendengar perintah untuk melakukan sesuatu yang sedang dikerjakan. Kesannya, orang itu benar-benar ga perhatian sama saya minimal sama apa yang saya kerjakan.

Keras kepala, sekali tidak ya tidak. Coba saja memaksakan, hasilnya...semua akan berantakan karena saya ga rela melakukannya.

Karenanya saya menganggap saya adalah orang yang emosian jadi saya cepat mengekspresikan emosi. Semua yang saya rasakan bakan benar-benar terlihat jelas di wajah. Senang atau kesal.

Kalau marah saya lebih baik diam karena sekali saya berbicara, kata-kata yang keluar akan sangat tajam, menyayat, menyakitkan walaupun semua itu memang benar karena saya sudah susah pilih-pilih kalimat yang enak didengar. Syukurnya isi kebun binatang ga pernah muncul dalam 'makian' saya. Kalau adu mulut sudah terlanjur terjadi, saya adalah orang yang paling kenceng dan lama nangis.

Selesai pertengkaran ya sudah sudah perkara, menurut saya. Sebenarnya pertengkaran ga akan terjadi seandainya orang lain mau mendengarkan saya berbicara. Cukup hanya mendengarkan saya berbicara dan saat saya berbicara saya ga mau dibantah tapi saya akan terima jika dinasehati dengan kata-kata yang enak didengar.

Bisa begini dan begitu bersamaan. Contohnya, saya  bisa sangat pelit ataupun sangat boros juga buat saya sendiri. Saya orangnya sensitif. Saya suka merawat barang-barang saya dengan baik, bahkan barang dari SD masih saya simpan dengan baik di dalam kotak penyimpanan saya sendiri. Karena suka mengenang, bisa dibilang juga saya gampang terperangkap dengan masa lalu apalagi kalau bersifat hati, beuuuuh.

Bisa sangat perhatian dan perasa dengan orang lain tapi ga suka mengusik atau mencampuri urusan orang lain karena saya ga suka diusik. Saya ga akan memaksa orang untuk bercerita jika orang tersebut ga mau, cukup saya baca dari gerak-geriknya saya ga akan 'ganggu' masalahnya.

Penjaga rahasia yang baik. Pertama karena saya tahu rahasia adalah rahasia kedua saya orangnya pelupa jadi saya akan simpan rahasia itu sampai saya ga tahu rahasia apa yang saya simpan. Sekali orang bilang kalau itu rahasia, ya buat saya itu harga mati. Walaupun nyaris terbongkar tapi ga akan sampai ketahuan kalau sudah berlabel RAHASIA. Mungkin saya bisa jadi artis terbaik karena bisa berpura-pura ga tahu. Apalagi rahasia hati saya #duh. Ga mau mengungkapkan karena ga berani bukan karena ga mau, ga berani...jadi ga mau. Karena semua akan jadi berbeda karena memang jelas akan berbeda. Sebenarnya mau sih ngungkapin, tapi biarlah saya jadi pengecut. Tapi kalau kepancing gimana ya??pffft

Ngomong-ngomong soal pelupa, saya suka salah mengingat antara wajah dan nama. Walaupun sudah menahun berteman kadang suka terbalik-balik nyebit si A dengan si B, si B dengan si C dan si C dengan si A. Bukan berarti melupakan, hanya lupa. Hahahaaaa

Suka nonton, komedi, komedi romantis. Suka menebak-nebak jalan cerita dengan berbagai kemungkinan dan menebak kalimat yang akan diucapkan si pemain film, seolah-olah ikut di dalam skenario. Terlalu mudah dipengaruhi apa yang ditonton -___- horor sih suka tapi harus ada seseorang lah minimal yang menemani walau orang itu tidur atau ga ikut nonton, yang penting ada sosok nyata yang menemani di dekat saya. Nonton horor pun walupun sambil ngintip bakal tetap nonton.

Mungkin teman-teman yang tahu saya menganggap saya ini pendiam tapi buat yang kenal sama saya, saya sama sekali bukan orang yang pendiam. Malah suka melakukan atau mengatakan hal-hal konyol dengan spontan. Yah karena ga suka dengan kecanggungan, jadi buat yang baru kenal dan saya 'membaca' situasi yang hening saya akan tambah diam dan suasana jadi tambah hening. Tapi, kalau orang itu 'terlihat jelas' asyik dan mau bersosialisasi saya ga segan-segan langsung ngobrol bahkan bercanda. Kecuali tempatnya adalah di pasar, angkutan umum, terminal, stasiun, pelabuhan, bandara dan sejenisnya saya ga akan melakukan serangan 'sok akrab' saya.

Lebih suka ke pantai daripada ke gunung tapi lebih suka berkumpul  dan melakukan pembicaraan atau kegiatan asyik dengan teman-teman di manapun tempatnya.

Seperti yang disebutkan di awal saya gampang merasa sendiri dan kadang jika lama ga ada teman-teman yang ngajak ngomong duluan saya bisa merasa kalau mereka melupakan saya dan saya jadi sedih dan saya ga suka itu. Padahal ga gitu juga sih. Nah karena ga suka saya yang akan duluan ngajak ngomong teman-teman walau sekedar SMS. Yah begitulah rasanya orang yang kesepian. Saya juga bakal merasa kasihan kalau ada orang yang sendirian. Merasa senasib.

Saya bisa menyimpulkan sendiri orang itu seperti apa cukup setelah saya berbicara dengan orang itu. Kesimpulannya cuma dua baik atau tidak baik dan baik tapi.... atau tidak baik tapi....

Saya mudah memaafkan suatu kesalahan walaupun seharusnya ga termaafkan karena saya suka ketenangan. Tapi saya bisa mengingat suatu kejadian yang menyakitkan bahkan merasakan dengan jelas perasaan yang sama. Menurut saya, ada bekas luka karena ada kejadian di masa lalu yang membuat luka itu berbekas. Ga mungkin lupa kan kalau begitu??


Apalagi ya, hmm udah ah...bye~


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Welcome blogger.... ^_^
Ber-komen-lah dengan bahasa yang baik & no SARA.