Terkadang saya lupa, bukan hanya saya yg bermasalah. Orang lain juga punya masalah. Terutama masalah yang kata orang bisa jadi tentang CINTA.
Sungguh saya paling anti ngomongin tema berbau itu, sampai nanti saya akan menyebutnya "itu". Malu. geleng-geleng. Hanya pada Allah tempat saya bertanya tentang itu dan dengan menakjubkan, Allah selalu memberi jawaban.
Terkadang saya lupa, saya tak memilik kuasa atas apapun masalah yang saya hadapi. Saya lupa mengikhlaskan setelah berikhtiar menyelesaikan masalah tersebut.
Terkadang saya lupa, selemah-lemahnya saya, seharusnya masalah apapun itu lebih lemah dari saya karena saya punya Allah Yang Maha Segalanya.
Saya punya Allah Yang Maha Bisa.
Disaat saya tau cara mengalahkan masalah itu yg membuat saya tidak mau berkubang dan berkabung dengan masalah itu berlama-lama, masih ada yang terus berkubang dan berkabung dengan masalah yang seperti itu. Terkadang saya lupa dan heran kenapa mereka begitu? Sesusah apa move on dari itu?
Yah terkadang saya lupa, mereka bukan saya dan saya bukan mereka.
Disaat mereka datang dengan masalah yang itu ke saya yang bukan hanya seorang dua orang, saya mendengarkan, saya memikirkan, saya mengingatkan sampai akhirnya memang semua diluar kuasa saya. Saya berusaha mengalihkan dan melupakan. Saya sampaikan pada yang punya masalah "kembalikan pada Allah, ikhlaskan, doakan yang terbaik".
Terkadang saya lupa, perasaan dan pikiran saya seringkali tidak sejalan.
Saya tau tapi tak memahami kenapa mereka merasa hanya mereka saja yang bermasalah.
Semakin mereka berkata "masalah masalah masalah" itu akan nyata untuk terus jadi "masalah masalah masalah"
Akhirnya saya hanya bisa diam dan mendiamkan. Saya sudah mengingatkan.
Memang masalah tidak hanya melulu tentang itu, banyak macam masalah, tapi tidak bisa dipungkiri juga kalau masalah itu selalu masalah yang paling mengusik sekaligus menarik.
Saya hanya mendoakan semoga semua baik, semoga itu yang terbaik karena terkadang saya lupa Allah itu Maha Baik dan pasti memberi yang terbaik untuk saya. Memberi yang terbaik untuk semua.
Saya jadi ingat dulu, beberapa waktu yang lalu saat saya duduk di sebelah teman yang sedang khusyuk tertunduk menggunakan earphone menatap iphone-nya yang ada di atas meja, tiba-tiba saja terdengar "Hiks hiks."
Kaget dong, saya "Heh, kenapa?" penasaran.
Teman saya itu melepas sebelah kabel earphone dari telinganya dan memberikan pada saya, "Coba mbak lihat." dengan wajah sedihnya.
Diputarlah video singkat, ...karena yang mendoakanmu bukan hanya aku... beberapa kata selanjutnya, langsung saya lepas earphone, dari telinga.
Jujur saya ndak kuat dengernya karena kebetulan hmm tidak ada yang namanya kebetulan, vmj, virus merah jambu sedang menggerogoti perasaan saya. Saya mulai berkaca-kaca dan temen saya masih nangis. Rupanya dia baru "putus".
Di rumah saya penasaran juga apa lanjutannya, cari-cari di tempat andalan, yutup, dan ketemu. Cari tau akun ig-nya dan akhirnya agak lama ketemu juga. Sebetulnya postingan itu sudah lama di ig Panji Ramdana Cara Mengikhlaskan Seseorang - karena Allah @melodydalampuisi dan dari sana saya tau karya lainnya. MasyaAllah.
Dan benar saja, belum selesai video satu menit itu selesai, saya ndak kuat dengarnya. Menangislah saya, sungguh menyesakkan, menyakitkan sekaligus menyadarkan saya. Padahal saya sudah ndak mau ngerasain yang kayak gitu lagi. Tapi yah itulah qodarulloh, tangis dan sedih saya jadinya, membawa saya ke sikap dan pikiran saya yang lebih baik dari "cerita semacam itu sebelumnya". Salah satu jalan yang membuat hati saya bisa lekas kuat, pikiran saya juga lekas kuat.
Masalah itu kali ini pun saya ndak segera melupakan, sampai saya menulis ini saya masih ingat. Apapun yang berkaitan dengan itu, saya ndak mudah melupakan. Hanya saja, saya lebih mudah mengikhlaskan. Walau terkadang rindu, kangen, itu tiba-tiba datang walaupun sungguh sedang tidak memikirkannya. Sampai sakit rasanya dada ini. Tapi ya sudah, saya mengadu saja ke Allah. Yaa Allah kenapa saya kangen? Tolong saya, tolong pegang saya, tolong pegang hati saya ini. Baikkanlah semua walau tidak akan balik seperti semula. Dan itu selalu berhasil.
Terkadang saya lupa, kalau semua pasti akan baik-baik saja. Pasti.
Buat saya, cukup saya mengetahui cerita-cerita seperti itu, tentang rasa, tentang senang sakitnya yang "katanya" dan nyatanya itu memang cinta, dari orang lain supaya saya bisa ambil pelajaran. Tapi terkadang saya lupa, saya ini manusia, masih punya perasaan. Jadi kapan saja, saya juga tetap akan bisa merasakannya (lagi). Hanya saja, karena saya masih punya Allah, Allah selalu "mematahkan hati saya" bukan untuk menghancurkan atau melemahkan tapi untuk membuat saya kembali berpikir benar dan menjadikan saya lebih kuat lagi.
belum tentu yang baik adalah yang terbaik bagi kita.. :)
BalasHapusitu adalah prinsip saya apabila ada yang kita idam2kan ternyata harus lepas dari tangan.. bukan mengharapkan pengganti, tetapi berpikir adalah itu adalah hal yang terbaik dan mungkin jika kita mendapatkannya akan berdampak buruk bagi diri sendiri..