Rabu, 24 Desember 2014

Hati-Hati Penipuan

Assalamu'alaykum...innalillah..astaghfirullah.....


Baru saja, Adek saya kena tipu dan alhamdulillah lolos dan selamat dari penipuan berikutnya..

Jadi ceritanya, pagi tadi sekitar jam setengah delapan, Adek saya yang sedang menginap di luar dalam rangka menemani temannya yang sedang penelitian, menghubungi Ibu via HP dan mengabarkan kalau dia dapat panggilan tes seleksi karyawan Pertamedika di Jakarta sana. Lalu Ibu dan Bapak segera masuk ke kamar saya. Saya yang sedang bingung dengan motif macrame apa yang akan saya pilih untuk tas anyaman yang baru akan saya kerjakan, maklum baru belajar....dan saking banyaknya motif jadi tambah bingung buru-buru nyalakan laptop, buka browser dan masuk ke alamat email Adek yang disebutkan.

Ibu duduk di kasur, Bapak lesehan di sebelah saya. Begitu buka inbox, hah? kok nggak ada, di spam juga nggak ada. Ibu mengulangi bilang nggak ada ke Adek, padahal suara saya cukup kedengaran haha. Trus Adek bilang search di gmail "surat panggilan", eh iya ada. Setelah download dokumen dan buka, walah....rada something gitu baca model surat panggilannya. Agak "rame" menurut saya.

Oh, ada! nama Adek saya tercantum dalam daftar peserta yang lulus seleksi administrasi. Senanglah, siapa yang nggak senang diterima panggilan untuk tes, Pertamina pula. Selanjutnya Ibu bilang supaya Adek segera pulang, biar bisa persiapan. Padahal rencananya, Adek yang sedang di Tanjung Luar, Lombok Timur akan ke Malaka, Lombok Utara besok. Ibu minta Adek untuk memberi kabar aharap maklum nggak bisa menemani penelitian sekarang. Beberapa saat kemudian, Adek ngabarin kalau Bapak temannya itu akan datang menjemput nanti.

Nah, selesai sholat dzuhur terdengar suara Bapak yang menghubungi seseorang. Dalam percakapannya disebut lima juta lima ratus empat puluh ribu rupiah. He? saya  nggak salah dengar? Begitu Bapak selesai bicara di telepon, juga setelah menghubungi Adek saya sebentar, pasti tentang rencana keberangkatan dan saat Bapak sedang berdiskusi di ruang tamu dengan Ibu, saya penasaran donk pengin tau.

"Bapak ngomong sama siapa?"
"Itu sama travelnya yang 158 terakhirnya, Indra. disuruh transfer uang. Tapi saya curiga."
"Curiga kenapa?"
"Ini lho, pertama pegawai BUMN itu harusnya nggak ada NIP. Kedua nggak ada stempelnya. Lagipula sepertinya penempatan materai nggak seharusnya di sana. Biasanya materai itu untuk pernyataan, bukan pengumuman."
"Hmm..coba liat(suratnya)."
"Trus bahasanya berantakan, "i" Indonesianya harusnya huruf besar, rumah sakit kalau disingkat, "s"-nya juga harusnya huruf besar bukan "R"-nya saja yang besar."
Ibu nggak ketinggalan, "Coba di-cek nomor teleponnya."





Saya bilang, "Jangan telepon ke nomor yang ada di kop surat ini, ntar tak cari dulu." sambil browsing "rumah sakit pertamina bina medika"
"Eh, nomor teleponnya lain, tapi fax-nya sama. Trus ada artikelnya tentang penipuan di site-nya, mirip kayak begini suratnya. Mencurigakan. Sebentar, saya cari namanya "Dr. Daniel Andreas, M.Kes"" muncul di pencarian paling atas, wah diomongin di kaskus. Kemudian saya bacakan dan ceritanya serupa dari oknum yang mengatasnamakan RS Pertamin Bina Medika juga. Saya juga baca http://nyaris-tertipu.blogspot.com/ dan ceritanya lebih mirip lagi, bahkan sak surat-suratnya. Serupa.

Kesimpulannya, kami setuju itu memang penipuan. Sebenarnya kalau diperhatikan, memang banyak yang janggal.



enak bener ya..diganti full

Masak belum apa-apa sudah diminta transfer uang, lha nomor booking-an pesawat aja nggak ada. Lagian kalau memang biaya akomodasi, transport dan penginapan mau diganti, toh bukti apapun pasti bisa valid, nggak mesti bukti(fiktif bin palsu) dari travel yang ditunjuk. Bapak juga bilang ke Ibu, nggak apa-apa kan curiga dulu dan Ibu setuju.

Semoga pelaku tertangkap biar nggak ada korban yang sampai dimakan uangnya.

Ih, mau cari uang kok dimintai uang...

InsyaAllah ada gantinya yang lebih baik. Aamiin..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Welcome blogger.... ^_^
Ber-komen-lah dengan bahasa yang baik & no SARA.