Cuaca dapat mempengaruhi perasaan. Siapapun yang menyatakan ini, menurut saya benar banget. Seperti waktu itu saat mendung dingin bukan mendung panas yang bikin gerah. Karena mendung dingin, hawanya jadi berasa sejuk yang bikin perasaan saya jadi ikut tenang dan melankolis. Perasaan tenang jadi pewe, lalu iseng surfing ke dumay alias dunia maya via hape, hape kesayangan tentunya karena hape satu-satunya hehehe. Lagi asyik blog walking
ke blognya Ilma, tiba-tiba baca komen seseorang dan karena sedang iseng muncul-lah jiwa kepo (Knowing Every Particular Object) atau sederhananya pengen tau. Main deh ke blognya sebut saja si mbak (boleh mampir lho, isinya OK) dan secara acak membaca postingannya. Postingan yang saya baca ternyata adalah cerpen, jalan ceritanya sederhana tapi endingnya jadi menarik karena terkesan lucu sekaligus menyedihkan. Inti cerpennya itu kata si mbak, nggak semua yang kita inginkan kita dapatkan. Udah sering pastinya dengar kalimat itu tapi saya jadi pengen bikin lagi cerpen yang memiliki lebih dari satu kesan, kalau yang sad ending aja sih udah pernah buat.
ke blognya Ilma, tiba-tiba baca komen seseorang dan karena sedang iseng muncul-lah jiwa kepo (Knowing Every Particular Object) atau sederhananya pengen tau. Main deh ke blognya sebut saja si mbak (boleh mampir lho, isinya OK) dan secara acak membaca postingannya. Postingan yang saya baca ternyata adalah cerpen, jalan ceritanya sederhana tapi endingnya jadi menarik karena terkesan lucu sekaligus menyedihkan. Inti cerpennya itu kata si mbak, nggak semua yang kita inginkan kita dapatkan. Udah sering pastinya dengar kalimat itu tapi saya jadi pengen bikin lagi cerpen yang memiliki lebih dari satu kesan, kalau yang sad ending aja sih udah pernah buat.
Lanjut baca postingan berikutnya yang lumayan panjang tapi nggak bosenin, rupanya postingan tersebut tulisan tentang dirinya sendiri. Nah, di sana saya mulai merasa aneh, saya merasa sedih dan kangen. Ya, kangen si mbak. Aneh. Atau saya yang memang aneh.... :( Padahal ketemu aja nggak pernah, tau sosoknya seperti apa juga nggak karena foto profil yang dipasang nggak kelihatan wajahnya. Rasanya seperti pengen ngobrol dan bertukar pikiran.
Sebenarnya yang bikin saya merasa aneh adalah saya seperti melihat diri saya sendiri dalam diri si mbak lewat tulisan yang menjabarkan tentang dirinya itu. Lebih tepatnya, yang saya rindukan sepertinya adalah diri saya yang dulu yang mungkin bisa jadi seperti si mbak ini. Si mbak menggambarkan dirinya yang berperawakan kecil, bermata minus dan senyum. Oke, mungkin senyum nggak identik dengan saya padahal harusnya dibiasakan untuk senyum karena senyum itu sedekah termudah... :) Si mbak suka membaca segala jenis buku yang mudah dimengerti, sama juga suka membaca yang mudah dicerna otak tapi kalau saya suka membaca apa saja bukan hanya buku. Menulis diary dan mengkoleksi pena, ini juga sama walau sudah jaman elektronik seperti sekarang saya masih suka nulis diary tapi saya bukan pengkoleksi pena, saya suka note untuk dijadikan koleksi alat tulis menulis karena bisa ditulisi apa saja. Di mana pun kalau tiba-tiba pengen nulis walau hanya satu kata saya akan tulis meskipun di sobekan kertas atau di balik struk belanja. Lalu dalam tulisannya, secara langsung si mbak bilang lebih suka menulis daripada berbicara. Menurutnya walaupun dalam berbicara mungkin agak susah tapi kalau sudah menulis rasanya bebas dan ini "gue banget". Saya juga merasa susah kalau harus memulai pembicaraan, tapi bedanya saya bisa sangat semangat (seperti katanya Kiki) kalau membicarakan hal-hal yang dimengerti juga oleh lawan bicara eh teman bicara, kalau lawan kok kesannya sedang berantem. Nggak tau ya kalau si mbak ini semangat begitu juga atau nggak kalau membicarakan hal-hal yang dimengerti juga oleh teman bicaranya. Tapi rasanya memang lebih mudah untuk menerima ajakan obrolan daripada harus memulai obrolan. Tapi kalau sekedar bertanya saya nggak akan segan.
Baca tulisannya si mbak terasa banget mengalir dengan rapih dan berkembang dengan alami, gimana ya jelasinnya...hmm pokoknya lebih bagus dari saya. Kalau tulisan saya, saya sadar masih banyak kekurangan dan sedikit serampangan, susah merangkai kalimat panjang, juga tulisan saya banyakan cenderung langsung ke inti jadi kurang memiliki sensasi kejutan dan sejenisnya. Karenanya saya jadi terpacu untuk terus coba lagi coba lagi coba lagi buat nulis sesuatu yang lebih baik.
Walaupun nggak sama tapi saya rasa jalan pikiran saya dan si mbak sejalan. Baru kali ini "ketemu" orang yang begitu mirip dengan saya atau saya begitu mirip dengannya. Tuh kan, apa saya yang berpikiran begitu itu yang aneh ya...ckck
Udah sih gitu aja "yang sedang ingin saya tulis", rada ngalor ngidul (utara ke selatan, ke sana kemari geje)...yah sudahlah.
Daadaaaaah ^_^
Jadi penasaran ama sosok si "Mbak" yang buat Rany berasa becermin... :)... yuppy Ran... sy pengen banget buat cerita yang berkesan, nggak cuma nyenengin hati aja... nggak cuma puasin diri doang, hehe...ayolah Ran ikutan tuh closeup... kapan lagi coba ada event seru kayak gitu... :)
BalasHapussy juga penasaran...Kiki bisa baca tulisan di blognya, ada itu link k blognya.,
Hapussy sudah bikin sampai berapa ratus kata...tp sy tiba2 hilang selera.sudahlah, sy bnr2 niatin buat nge-vote ceritanya Kiki aja...ndk niat buat ikutan bikin.