Kamis, 28 Agustus 2014

Kura-kura




*Info mengenai kura-kura bisa dilihat pada link: http://id.wikipedia.org/wiki/Kura-kura


Sepertinya dan saya akui, saya merasa kesenangan menulis sesuatu mulai tergerus. Saya belum bisa menikmati lagi asyiknya menulis. Entah kenapa. Beberapa tulisan hanya jadi ide dalam draft karena saya merasa isi tulisan kurang kuat dan gersang. Saya merasa saya jadi pe-ma-las. Malas mengembangkannya, malas berimajinasi, malas karena malas. hmm(?)

Untuk memulai tulisan ini pun, yang mungkin lebih tepat disebut ocehan, rasanya kurang greget.

Dalam pikiran saya, saya hanya ingin menulis "kura-kura".

kura-kura

kura-kura

kura-kura...

Sudah itu saja.

Saya nggak begitu mendalami kura-kura itu seperti apa, jenis-jenisnya, bagaimana dia, apa makanannya, bagaimana hidupnya dan lain sebagainya. Mencari tentang kura-kura pun sesaat sebelum saya menulis "ini".

Saya terlihat begitu mengabaikan, bukan? Iya.

Dalam pikiran saya (lagi), saya merasa saya seperti kura-kura. Lamban dan keras.

Tapi saya melihat kura-kura itu sendiri selain lamban, keras, juga sabar dan konsisten. Kura-kura nggak peduli selama apa dia berjalan atau ngesot di pasir pantai, dia tetap jalan sampai tujuan. Saya merasakan itu juga pada diri saya, yah walau nggak begitu sabar tapi saya cukup konsisten. Apa ya sebutannya, keras kepala mungkin.

Suatu saat saya merasa seperti kura-kura setelah saya mendengar dengan nggak sengaja lagu yang cukup lama, Turtle, yang dinyanyikan Davichi.


Dulu...awalnya, sewaktu lagu ini baru rilis saya nggak demen karena MV-nya aneh seolah nggak nyambung sama musiknya.

Berawal dari suatu hari yang cerah, seorang lelaki misterius dengan tuksedo, topi sulap dan kacamata serba hitam memutar kotak musik di depan seorang perempuan berekspresi datar berambut pink dan berdandan serba pink yang mematung dan diibaratkan sebuah boneka atau manekin. Lelaki itu kemudian pergi dan manekin perempuan itu perlahan mulai bergerak dengan sebuah bandul jam di jari-jari tangannya. Jam pasir pun mulai bekerja. Perempuan itu dengan heran memandangi kotak musik yang ada di depannya, juga heran sambil mengamati sekitar. Sampai perempuan itu menemukan terowongan kain berwarna pink. Karena penasaran, perempuan itu memasuki terowongan tersebut, begitu keluar terowongan pakaiannya telah berubah. Penasaran dengan benda-benda yang ada di sana, perempuan itu bermain sendiri sampai akhirnya melihat kelinci dan mengikuti kelinci yang masuk ke dalam terowongan pink. Begitu keluar terowongan, perempuan itu mengikuti ke mana pun kelinci pergi dan bermain sendiri lagi. Setiap tempat yang dilalui perempuan itu sebenarnya adalah tempat yang sudah dipersiapkan oleh lelaki misterius tadi dan kotak musik yang telah diputar tadi juga selalu ada di tempat-tempat yang didatangi perempuan itu. Pasir terus mengalir menandakan waktu juga terus bergulir. Hari semakin gelap, perempuan kembali ke terowongan pink tersebut dan kembali ke tempat semula. Akhirnya perempuan itu dapat bertemu dengan lelaki misterius, namun pasir dalam jam pasir telah hampir habis. Perempuan itu berusaha menggapai lelaki misterius yang duduk di kursi yang tadinya merupakan tempat kotak musik berada. Perempuan itu kembali mematung dengan wajah sedih, rupanya waktunya telah habis. Tamat.

Lah, itu mana kura-kuranya.....?

Kura-kuranya sama sekali nggak ada padahal judulnya Turtle alias kura-kura. menurut saya, aneh.

Jeleknya saya, karena saya nggak merasa tertarik dengan MV-nya saya nggak cari tahu liriknya. Kalau didengar, sebenarnya enak juga. Padahal duo Davichi ini bisa dibilang spesialis lagu galau haha cuma nggak senyesek lagu-lagunya Tante Rossa, menurut saya. Kalau coba nyanyiin seperti cara mereka nyayiin, kepala saya rasanya mau pecah saking tingginya nada yang mereka gunakan bukan karena liriknya. Kalau liriknya sih, cukup bikin hiks hiks dikit.

Lebih hiks hiks lagi kalau setelahnya dengerin Alamnashyrah...tapi hiks hiksnya beda level, hiks hiks yang bikin lega.

Setahun berlalu, nggak sengaja dengar lagi lagu ini. Kali ini karena nggak lihat MV-nya, samar-samar inget lalu bertanyalah saya sama adik saya yang sedang mendengarkan.

"Kayaknya saya pernah denger (lagu) ini? Lagu siapa?"

"Davici, Kak."

"Oh! yang aneh MV-nya itu ya kalo gak salah, yang gak nyambung itu. Apa ya, turtle?" Padahal nyambung apa nggak-nya saya belum tahu.

"Iya dah."

Dari sana saya mulai cari liriknya. Dan oh, lirik dan MV nyambung. Ternyata judul Turtle hanya kiasan. Saya pun mulai mengulang lagu itu seharian, dua hari, berhari-hari. Lagi lagi lagi dan lagi. Lama-lama dikurangi juga sih intensitas ndengerinnya...bukannya bosen, hanya istirahat saja.


...

Dear turtle, I see myself when I see you

...

With no place to place its heart, no place to go

It's a sad turtle

You have a lot of scars, you're alone

Is that why you're hiding alone every day?

I can't protect you anymore or love you anymore

It's my heartaching story

It's okay if it's a little late

Just take step by step, slowly

...

I will match my steps with yours, which is slower

So that you won't have to cry by yourself anymore

...

(sumber lirik: googling  aja)


Sebagian translate lirik lagu Turtle di atas itu yang bikin saya merasa, hmm waaah kehidupan saya begitu (mirip) kura-kura. Lamban, kurang aktif, asik sendiri.



Oke selesai, bye... *dadah dadah*

2 komentar:

  1. Sedikit koreksi ni kak, setau saya kalo yang ngesot2 di pantai itu kan namanya penyu, beda sama kura-kura walaupun bentuknya ya gitu-gitu juga, :D. Tapi selebihnya tulisan kak Ran emang selalu mengesankan (buat saya)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh gitu..yg ngesot d pantai, penyu..oke2, tengkyu Di

      Haha kentara jarang nengokin, komen aja baru liat (n bales)...

      Hapus

Welcome blogger.... ^_^
Ber-komen-lah dengan bahasa yang baik & no SARA.