Rabu, 09 Juli 2014

Hak Setiap Orang untuk Memilih




"Wah..masuk tipi nih, tumben." begitu kataku pada adikku begitu mendekati area TPS.
"Polisinya juga banyak..." lanjutku.

Kami yang berboncengan menggunakan motor, memasuki area parkir.


Tak seperti pemilihan-pemilihan sebelumnya yang berlokasi di dekat rumah, jalan kaki juga sampai, kali ini untuk pemilihan presiden 2014-2019 dilaksanakan di lokasi yang berjarak sekitar 500m dari rumah.
Biasanya juga nomor TPS-nya dua digit, kali ini pemilihannya dilaksanakan di TPS 5.

Bagiku, ini adalah hakku untuk memilih siapa. Memilih pemimpin yang kira-kira akan lebih sedikit mudharatnya bagi negeri ini. Siapapun yang terpilih, harus menepati janjinya untuk membawa Indonesia menjadi lebih baik.

Dua minggu setelah berkelana mencari dan membaca info mengenai beliau-beliau, baik yang positif maupun yang disebut sebagai black campaign sehingga memunculkan info-info negatif, aku sudah memutuskan pilihan. Lucunya, semakin hari semakin gencar juga berita-berita yang baik banget atau yang jelek banget dari dua pihak. Karena sudah tak tahan, buatku cukuplah tau track record keduanya, aku memutuskan untuk menutup mata buat pihak-pihak yang terlalu berlebihan dan menjurus tidak sehat dalam pencitraan keduaanya. Akupun me-mute dua akun yang terlalu berlebihan meninggikan pilihannya. Keduanya masing-masing mewakili pihak satu dan pihak dua. Aku pusiiiing dan eneg membaca twit mereka. Haha, tenang saja...setelah euforia pilpres ini aku akan unmute lagi kok.

Menurutku, rasa-rasanya kubu golput berkurang, Alhamdulillah, dengan hebohnya pemberitaan mengenai pihak satu dan pihak dua. Selain kerja keras tim sukses, secara alami walau banyak yang tidak wajar, tim sukarela independen pun turut terbentuk dalam penyebaran (lagi-lagi) info mengenai pihak satu dan pihak dua.


Begitu pemilihan selesai, suasana TPS masih belum begitu ramai padahal kami sekeluarga ke lokasi sudah cukup siang. Orang-orang udah apa belum ya...




Di rumah, seperti biasa tidak pernah ada pilihan yang sama. Ada dua "kubu" pilihan di keluargaku. Aku dan Bapakku termasuk yang beda pilihan lho...hihihi itupun taunya pilihan Bapak beberapa hari sebelum hari pemilihan. Kami sebenarnya secara tidak langsung saling membuka wacana tentang pilpres ini. Ada yang menyenangkan ada juga yang bikin nyesek karena sempat sedikit berdebat, haha. Tak perlu diceritakan, itulah proses. Kami tetap saling menghargai, makan bersama, sholat bersama, nonton bersama dan jalan-jalan bersama.

Always love you Dad, always love my family (^_^)



Semoga Presiden terpilih nanti bisa membuat Indonesia bersatu (kembali) dan menjadikan negeri ini negeri yang kuat, lebih baik dan rakyatnya sejahtera setelah "terpisah" menjadi dua. Aamiin..

2 komentar:

Welcome blogger.... ^_^
Ber-komen-lah dengan bahasa yang baik & no SARA.